Sebelum mulai berinvestasi, Anda harus tahu bahwa segala macam bentuk investasi akan memiliki risikonya tersendiri, termasuk jenis investasi reksadana. Sehingga ada baiknya jika Anda bisa memahami tingkat risiko reksadana agar bisa memilih jenis mana yang lebih sesuai dengan profil risiko Anda. Tingkat risiko dan profil risiko akan bisa saling berhubungan.
Profil risiko akan menggambarkan bagaimana tingkat toleransi risiko yang bisa Anda tanggung. Profil risiko ini biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, lingkungan dan tingkat pemahaman investasi. Secara umum, terdapat tiga jenis kategori investor berdasarkan profil risikonya:
Orang-orang yang memiliki profil risiko ini cenderung memilih instrumen investasi yang sangat aman dengan hasil yang sudah diketahui sebelumnya. Jenis investasi yang paling sering dipilih adalah deposito.
Pemilik profil risiko ini sudah mulai berani mengambil risiko yang lebih besar, namun tetap berhati-hati dalam memilih jenis instrumen investasi dan sering membatasi jumlah investasi pada instrumen yang cukup berisiko.
Profil risiko ini berisi orang-orang yang berani mengambil risiko lebih tinggi dan tidak ragu untuk mengalokasikan dana yang cukup besar pada instrumen tersebut. Biasanya tipe ini juga sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai investasi.
Tingkat risiko dalam reksadana akan sangat berhubungan dengan jenis investasi reksadana mana yang akan Anda jalankan. Saham pada umumnya lebih berisiko daripada obligasi, sehingga reksadana saham cenderung lebih berisiko daripada reksadana pendapatan tetap. Semakin besar risikonya, semakin besar imbalan (atau potensi keuntungan yang lebih tinggi).
Salah satu cara untuk dapat menilai tingkat risiko reksadana adalah dengan melihat seberapa besar tingkat pengembaliannya (return) berubah dari tahun ke tahun. Jika selisihnya cukup besar, jenis reksadana tersebut akan dianggap berisiko lebih tinggi karena kinerjanya bisa berubah dengan cepat. Walaupun berisiko, reksadana tetap aman karena sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi setiap hal yang berhubungan dengan reksadana sudah diawasi jadi Anda tidak perlu takut. Tinggal bagaimana Anda bijak dalam memilih instansi atau Manajer Investasi (MI) untuk menitipkan dana Anda.
Dengan berbagai tingkat risikonya, reksadana juga memiliki berbagai keuntungan yang bisa Anda rasakan. Beberapa di antaranya adalah:
Reksadana menawarkan diversifikasi risiko. Hal ini bisa terjadi karena uang investor tidak hanya akan diletakan dalam satu instrumen saja, melainkan akan disebar sehingga risikonya tidak terlalu besar. Contohnya pada reksadana saham karena dana tidak akan ditempatkan dalam 1 saham saja, tetapi membaginya ke berbagai saham untuk mencegah turunnya nilai investasi hanya karena 1 harga saham turun.
Alasan lain kenapa adanya diversifikasi risiko adalah karena peran dari Manajer Investasi Indonesia. Selain dapat membantu Anda yang memiliki keterbatasan pengetahuan dan ketiadaan waktu untuk melakukan analisis investasi, Manajer Investasi juga akan mengelola dana Anda. Profesional yang memang sudah berpengalaman dalam hal pengelolaan portofolio investasi. Kinerja mereka bisa dinilai secara transparan. Bisa pula membandingkan kinerjanya untuk mencari Manajer Investasi terbaik.
Transaksi Reksadana saat ini cukup dilakukan via website. Selain mempermudah, platform online membuat biaya transaksi menjadi lebih rendah, kegiatan monitoring juga menjadi lebih mudah.
Itulah informasi penting mengenai profil risiko reksadana yang harus Anda ketahui. Semoga dengan informasi ini Anda bisa mulai belajar dan berani berinvestasi untuk masa depan, termasuk bersama Shinhan AM yang hadir sebagai solusi layanan investasi reksadana terpercaya dengan pilihan produk beragam. Kunjungi Shinhan AM untuk informasi lebih lanjut.